
YOGYAKARTA - Tari adalah ekspresi seni yang universal yang memadukan gerak, irama, dan emosi menjadi satu kesatuan yang indah. Namun, dalam konteks seni Islam, tari memiliki dimensi yang lebih dalam dan sarat makna.
Artikel ini akan membawa Anda menyelami contoh tarian yang tergolong dalam seni islam, dan mengungkap bagaimana gerak dapat menjadi jembatan menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang spiritualitas dan identitas.
Contoh Tarian yang Tergolong dalam Seni Islam
-
Tari Seudati
Dilansir dari laman Dispar Banda Aceh Kota, Tari Seudati adalah sebuah warisan budaya yang berasal dari Aceh dan memiliki signifikansi etimologis yang mendalam. Penamaannya dikaitkan dengan “Syahadat,” merefleksikan deklarasi keesaan Tuhan, atau “seurasi,” yang mengindikasikan keselarasan dan kekompakan dalam penampilan kolektif tarian ini.
Pelaksanaan Tari Seudati secara tradisional melibatkan delapan penari pria inti, dengan seorang syeh sebagai pemimpin utama, didampingi asisten seperti apeetwie dan peet bak. Kemudian ada dua vokalis, aneuk syahi, turut serta sebagai pengiring musikal.
Karakteristik distingtif Tari Seudati adalah ketiadaan instrumen musik eksternal. Ritme dan melodi dihasilkan secara intrinsik melalui gerak tubuh penari, meliputi tepukan tangan pada dada dan pinggul, hentakan kaki, serta jentikan jari, yang berintegrasi menciptakan pola irama dinamis selaras dengan narasi vokal.
BACA JUGA:
Aspek unik lainnya adalah desain kostum. Penari mengenakan busana serba putih, melambangkan kemurnian. Ikat kepala merah, yang secara konvensional diasosiasikan dengan keberanian, merefleksikan konteks historis perjuangan rakyat Aceh melawan kolonialisme.
Baca juga artikel yang membahas Bisa Memanggil Hujan, Dari Mana Asal Tari Suling Dewa?
-
Saman
Tari Saman adalah sebuah warisan budaya takbenda yang diakui UNESCO. Saman adalah tarian tradisional suku Gayo yang berakar kuat di beberapa wilayah Aceh seperti Kabupaten Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Timur (khususnya Kecamatan Serbejadi), dan Kabupaten Aceh Tamiang (Tamiang Hulu).
Tari Saman bukan hanya sekadar pertunjukan seni, melainkan bagian dari kehidupan masyarakat Gayo yang diwariskan secara turun-temurun.
Saman, yang mulanya dikenal sebagai “pok one”—gerakan menepuk tangan sambil bernyanyi—berkembang pesat berkat seorang tokoh Islam bernama Syeh Saman. Beliaulah yang meracik syair-syair tarian ini, memadukan bahasa Arab dan bahasa Aceh, memberikan kedalaman makna pada setiap gerakannya.
Lebih dari sekadar hiburan, Tari Saman telah menjadi sarana komunikasi, menjalin silaturahmi, dan menyampaikan pesan moral antar generasi. Tarian ini juga sering digunakan untuk melantunkan pantun, merepresentasikan alam dan lingkungan sekitar, serta menjadi wadah ekspresi bagi para remaja laki-laki Gayo.
-
Tari Rapai Geleng
Tari Rapai Geleng merupakan sebuah warisan budaya dari Manggeng, Aceh Selatan. Berawal dari tahun 1965, tarian ini tidak sekadar hiburan, melainkan sebuah media dakwah yang efektif, menyebarkan nilai-nilai moral, dan ajaran keagamaan melalui gerak dan syair.
Tarian ini secara tradisional dibawakan oleh penari laki-laki, diiringi oleh Rapai, sejenis tamborin yang menjadi instrumen utama. Uniknya, nama “Geleng” sendiri merujuk pada gerakan kepala penari yang secara ritmis menggeleng ke kanan dan kiri, menciptakan harmoni yang indah dan mengutamakan kekompakan dalam setiap gerakannya.
Syair-syair yang digunakan dalam Rapai Geleng umumnya diambil dari lagu-lagu keagamaan, sehingga memperkuat perannya sebagai sarana penyampaian pesan spiritual.
Kombinasi antara musik Rapai yang dinamis, gerakan tari yang berirama, dan lirik yang bermakna inilah yang menjadikan Rapai Geleng sebuah penampilan yang memukau dan mampu menarik perhatian banyak penonton sejak awal kemunculannya.
Selain contoh tarian yang tergolong dalam seni islam, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari VOI dan follow semua akun sosial medianya!