
JAKARTA – Di negara kepulauan dengan sumber daya air melimpah seperti Indonesia, ironi masih terjadi tidak semua warga memiliki akses terhadap air minum yang aman. Padahal, air yang layak konsumsi merupakan elemen esensial bagi kesehatan dan kualitas hidup manusia.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan, sekitar 14,8 persen rumah tangga di Indonesia masih mengandalkan sumur gali sebagai sumber air minum harian.
Padahal, jenis sumber ini sangat rentan terhadap kontaminasi, baik dari limbah domestik, bahan kimia, maupun bakteri patogen. Situasi ini menempatkan jutaan masyarakat pada risiko penyakit bawaan air, seperti diare, tifus, hingga polio.
Persoalan ini bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga tentang keadilan akses. Tidak sedikit keluarga yang tidak memiliki pilihan selain mengonsumsi air yang tidak memenuhi standar higienis. Di sisi lain, air minum dalam kemasan (AMDK) yang dianggap aman dan praktis, tidak selalu terjangkau bagi konsumsi rutin rumah tangga.
Kondisi inilah yang mendorong lahirnya berbagai solusi berbasis teknologi dan pendekatan komunitas. Salah satunya adalah model depo air minum isi ulang, yang kini berkembang pesat di kota-kota besar maupun daerah pinggiran. Depo-depo ini menawarkan air yang telah diproses dan dimurnikan, dengan harga yang lebih bersahabat dibandingkan AMDK.
Salah satu pelaku usaha di sektor air isi ulang telah beroperasi lebih dari dua dekade dan menerapkan teknologi ozon serta sistem filtrasi berstandar tinggi untuk menghasilkan air minum yang setara kualitasnya dengan AMDK.
“Dengan teknologi filtrasi berstandar tinggi dan harga yang hanya sepertiga dari AMDK, kami memastikan setiap keluarga bisa menikmati air minum yang aman tanpa harus memberatkan pengeluaran harian. Jaringan waralaba Biru yang tersebar luas di berbagai kota di Indonesia juga memudahkan masyarakat untuk mengakses layanan air minum isi ulang berkualitas,” ujar Yantje Wongso, Founder & CEO Air Minum Biru dalam keterangannya.
Proses ozonisasi digunakan sebagai disinfektan alami yang efektif membunuh mikroorganisme berbahaya, sehingga air aman dikonsumsi setiap hari.
BACA JUGA:
Keunggulan lain dari sistem depo ini adalah penggunaan galon guna ulang, yang tidak hanya efisien dari sisi biaya, tetapi juga lebih ramah lingkungan. Inisiatif ini turut menjawab tantangan limbah plastik dari kemasan sekali pakai yang kerap menjadi persoalan dalam industri air minum.
Edukasi publik pun menjadi bagian penting dari upaya mendorong konsumsi air minum yang aman. Kampanye edukatif dilakukan dalam berbagai format, termasuk melalui tokoh publik. Salah satunya Andre Taulany, yang turut menyuarakan pentingnya akses air sehat dalam kehidupan sehari-hari.
“Saya pribadi sudah lama pakai air isi ulang berkualitas untuk kebutuhan di rumah, mulai dari minum hingga masak. Yang penting higienis, gampang diakses, dan tidak mahal,” ujarnya dalam salah satu kesempatan.
Melalui pendekatan yang dekat dengan keseharian masyarakat, kampanye ini berharap dapat membangun kesadaran akan pentingnya memilih sumber air yang benar-benar aman.
Di sisi lain, perluasan akses terhadap air minum yang layak tidak bisa hanya mengandalkan inisiatif bisnis. Kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah, swasta, hingga masyarakat sipil, sangat diperlukan untuk memastikan setiap warga, terutama di wilayah terpencil dan urban padat, bisa mendapatkan air bersih dan sehat.
Di masa depan, ketersediaan air minum yang aman harus diposisikan sebagai bagian dari hak dasar dan strategi kesehatan publik. Air bukan sekadar kebutuhan biologis, tetapi fondasi bagi masa depan generasi yang lebih sehat.