
JAKARTA – Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot memprotes Israel karena membahayakan dua warga negaranya setelah serangan udara menghantam penjara Evin di Teheran.
Prancis menyebut semua serangan harus segera dihentikan untuk membuka pintu bagi diplomasi baru.
Israel pada Senin menyerang penjara paling terkenal di Teheran untuk tahanan politik yang juga menjadi tempat sejumlah warga negara asing ditahan.
“Serangan yang menargetkan penjara Evin di Teheran, membahayakan warga negara kami Cecile Kohler dan Jacques Paris, yang telah ditahan selama tiga tahun. Ini tidak dapat diterima,” kata Jean-Noel Barrot di media sosial X dilansir Reuters, Senin, 23 Juni.
Prancis pada Mei mengajukan kasus ke Pengadilan Dunia terhadap Iran karena melanggar hak atas perlindungan konsuler sebagai upaya untuk menekan Iran atas penahanan kedua warga negaranya.
Barrot, yang meminta agar staf diplomatik Prancis diberi akses kepada mereka secepat mungkin, mengatakan mereka tidak terdampak oleh kerusakan di lokasi.
“Semua serangan harus dihentikan sekarang untuk membuka jalan bagi negosiasi dan diplomasi,” kata Barrot.
BACA JUGA:
Dilaporkan sebelumnya, militer Israel menyerang pintu masuk penjara Evin yang terkenal di Iran pada Senin. Israel kembali melakukan serangan mulai Minggu malam hingga berlanjut hari Senin dengan menargetkan fasilitas militer Iran.
Menteri Pertahanan Israel Israel Katz mengonfirmasi penjara Evin menjadi sasaran, bersama dengan beberapa lokasi lain, termasuk gedung utama Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan markas besar Basij (sayap paramiliter IRGC).
Pasukan keamanan di pusat penahanan Evin dikenal karena catatan panjang pelanggaran hak asasi manusia mereka. Aktivis politik, jurnalis, dan musisi termasuk di antara mereka yang telah dipenjara di fasilitas tersebut.