
JAKARTA – Amerika Serikat mengeluarkan sanksi baru terhadap Iran pada Rabu, dua hari setelah Presiden Donald Trump mengumumkan rencana AS untuk mengadakan pembicaraan langsung dengan Teheran mengenai program nuklirnya.
Departemen tersebut menetapkan lima entitas dan satu orang yang berkantor di Iran atas dukungan mereka terhadap program nuklir Iran, kata Departemen Keuangan AS dalam pernyataan Rabu, 9 April. Sanksi ini bertujuan mencegah Iran memiliki senjata nuklir.
Kelompok yang ditunjuk memainkan peran penting dalam mendukung dua entitas yang sebelumnya dikenai sanksi yang mengelola program nuklir negara tersebut, Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) dan bawahannya, Perusahaan Teknologi Sentrifus Iran (TESA).
Tindakan tersebut dilakukan setelah Trump membuat pengumuman mengejutkan pada Senin, Amerika Serikat dan Iran siap untuk memulai perundingan langsung mengenai program nuklir Teheran.
Tetapi menteri luar negeri Iran mengatakan perundingan di Oman akan bersifat tidak langsung.
Sebagai tanda lebih lanjut tentang jalan yang sulit menuju kesepakatan apa pun antara kedua musuh geopolitik tersebut, Trump mengeluarkan peringatan keras jika perundingan tersebut tidak berhasil, “Iran akan berada dalam bahaya besar.”
Perusahaan Teknologi Sentrifus Iran sangat penting bagi upaya pengayaan uranium Iran melalui produksi sentrifus.
BACA JUGA:
Orang yang menjadi sasaran sanksi baru tersebut adalah Majid Mosallat, direktur pelaksana Perusahaan Teknik dan Rekayasa Atbin Ista, yang menurut Departemen Keuangan membantu perusahaan tersebut memperoleh komponen dari pemasok asing.
“Upaya sembrono rezim Iran untuk mendapatkan senjata nuklir tetap menjadi ancaman serius bagi Amerika Serikat dan ancaman bagi stabilitas regional serta keamanan global,” kata Menteri Keuangan Scott Bessent dalam pernyataan dilansir Reuters.