FINNA Art of the Year 2025 Hadirkan Dua Kompetisi untuk Seniman dan Desainer Indonesia

FINNA Art of the Year 2025 Hadirkan Dua Kompetisi untuk Seniman dan Desainer Indonesia


Konferensi pers FINNA Art of the Year 2025 (Ivan Two Putra/VOI)

JAKARTA – FINNA Art of the Year 2025 diselenggarakan untuk pertama kalinya, dengan mengajak seluruh seniman Indonesia terlibat dalam kompetisi Design Competition (Design Illustration) dan Art Prize.

Program ini hadir sebagai ruang diskusi lintas disiplin yang tidak hanya menekankan aspek apresiasi namun juga refleksi atas praktik artistik yang selama ini ada di sekitar kita.

FINNA Art of the Year 2025 dihadirkan atas komitmen PT Sekar Laut Tbk yang bekerjasama dengan Orasis Art Space – guna mengapresiasi sekaligus mengembangkan kesenian dan para pelaku seni yang ada di Indonesia.

Adapun, dua kompetisi yang dihadirkan, telah mempersiapkan total hadiah hingga Rp155 juta. Peserta dapat mulai mendaftar dan mengirimkan karya mereka pada periode 10 Mei – 2 Juli melalui situs resmi art.finnafood.com.

Design Competition (Kategori A) dapat diikuti oleh para desainer dan ilustrator, dengan total hadiah Rp65 juta. Nantinya karya-karya tersebut akan dinilai oleh juri yang terdiri dari Bethania Brigitta (seniman), Muklay (seniman), dan Welly Gunawan (Presiden Direktur PT Sekar Laut, Tbk).

Sementara, Art Prize (Kategori B) diperuntukkan bagi seniman emerging hingga mid-career, dengan total hadiah mencapai Rp90 juta. Karya-karya yang dikirim akan dinilai oleh juri yang terdiri dari Asmujo Jono Irianto (dosen, kurator, dan seniman), Bob Edrian (kurator), dan Elizabeth (Owner Orasis Art Space).

Welliam Cung mewakili FINNA mengatakan, kompetisi ini merupakan upaya pihaknya mendukung keberlangsungan seni di Indonesia. Ia melihat bahwa industri bisa berjalan berdampingan dengan kesenian.

“Kenapa kita mengadakan FINNA Art of the Year ini, karena kita meyakini kalau seni itu punya peranan penting dalam membentuk perspektif dan memperkaya budaya,” kata Welliam dalam konferensi pers di Blok M, Jakarta Selatan, Jumat, 9 Mei.

Apa yang dikatakan Welliam diamini oleh Asmujo Jono Irianto, yang merasa dukungan dari pihak swasta – yang dirasa tidak berhubungan langsung dengan kesenian – juga diperlukan dalam keberlangsungan seni itu sendiri.

“Sebagai juri, saya memberikan penghargaan untuk FINNA yang mau berkontribusi ke seni. Ini termasuk jarang,” ujar Asmujo. “Seni ini bisa dilihat sebagai CSR (Corporate Social Responsibility) mereka, karena seni itu murni untuk citra baik, – yang ditujukan untuk kesenian – tanpa keuntungan ke perusahaan itu sendiri.”

Bob Edrian menambahkan, “Kompetisi ini jadi satu media untuk menjaring banyak potensi-potensi baru. Harapannya open call di kompetisi ini bisa memanggil banyak seniman di Indonesia. Harapannya kompetisi ini jadi ruang pertemuan bagi para pelaku kesenian dengan pihak seperti FINNA.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *