
JAKARTA – Takbir menggema khidmat dari Masjid Al Hidayah di Soedirman Camp, Markas Besar UNIFIL, Naqoura, Lebanon. Jumat pagi, 6 Juli 2025, saat pasukan perdamaian Indonesia menggelar perayaan Iduladha 1446 H. Suasana terasa hangat, penuh makna, dan menyentuh sisi kemanusiaan.
Tak hanya diikuti oleh prajurit Kontingen Garuda, shalat Id juga dihadiri Muslim dari berbagai negara yang tergabung dalam misi perdamaian PBB. Bertindak sebagai imam dan khatib, Kapten Arh Muhammad Fian Wijaya, S.T.Han., M.H. menekankan pentingnya keikhlasan dan pengorbanan dalam setiap langkah pengabdian.
“Kurban bukan semata menyembelih hewan, tapi tentang memperkuat solidaritas dan empati. Terlebih di tanah misi, makna ini terasa nyata,” ujarnya dalam khutbah yang menyentuh hati seperti dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu, 7 Juni.
Selepas shalat, pemotongan tujuh ekor kambing hasil swadaya prajurit dilaksanakan pada pukul 08.00 waktu setempat. Proses penyembelihan berlangsung tertib dan sesuai syariat Islam serta protokol kebersihan yang ketat.

Namun makna sesungguhnya justru tampak pada pukul 11.00. Daging Kurban dibagikan kepada 60 tenaga kerja lokal Lebanon yang bekerja di lingkungan UNIFIL. Sebuah aksi kecil, tapi penuh makna. Menjembatani kemanusiaan dalam misi perdamaian.
Momentum kebersamaan berlanjut dalam suasana makan siang bersama di Soedirman Camp, diikuti oleh lebih dari 100 tamu internasional. Mereka berasal dari berbagai negara seperti Austria, Jerman, Sri Lanka, Tanzania, India, China, Korea, Italia, Prancis, Ghana, Bangladesh, hingga Sierra Leone. Termasuk Muslim Peacekewpers dari berbagai negara. Meja makan menjadi ruang pertemuan lintas budaya, iman, dan bangsa.
BACA JUGA:
Komandan Satgas FHQSU, Kolonel Inf Allan Surya Lesmana, S.Sos., menegaskan bahwa perayaan Iduladha kali ini bukan hanya soal tradisi. “Ini bukan sekadar ibadah qurban, tapi momentum memperkuat persaudaraan lintas bangsa. Semangat berbagi ini selaras dengan tugas mulia kita sebagai penjaga perdamaian di bawah PBB,” tegasnya.
Di tanah asing yang jauh dari keluarga, makna Iduladha justru menemukan bentuk paling universal. Pengorbanan, empati, dan solidaritas yang melampaui batas negara.