
JAKARTA – Raja Inggris Charles III memutuskan untuk menghentikan layanan kereta kerjaan, layanan yang sudah ada sejak zaman Ratu Victoria, karena tidak lagi hemat biaya.
Kerajaan Inggris harus menanggung biaya tambahan sebesar 46 juta pound sterling (63 juta dolar AS) untuk dua tahun ke depan sebelum layanan itu resmi berhenti beroperasi.
Ratu Victoria, nenek buyut Raja Charles, meresmikan pembangunan gerbong kereta kerajaan pertama pada tahun 1869. Kereta terbaru ini terdiri dari sembilan gerbong, dengan gerbong terakhir ditambahkan pada tahun 1986.
Namun, kereta ini hanya digunakan dua kali selama tahun anggaran terakhir, dengan total biaya dua perjalanan hampir mencapai 80.000 pound sterling.
James Chalmers, bendahara raja, mengatakan raja kini telah sepakat kereta tersebut, yang telah lama dianggap oleh para kritikus sebagai pemborosan uang, akan mencapai akhir jalur pada tahun 2027.
“Kereta api kerajaan telah menjadi bagian dari kehidupan nasional selama beberapa dekade, dicintai dan dirawat oleh semua pihak yang terlibat, tetapi dalam melangkah maju, kita tidak boleh terikat oleh masa lalu,” ujar Chalmers, yang secara resmi dikenal sebagai Keeper of the Privy Purse, kepada wartawan seperti dilansir dari Reuters 12 Juli.
“Waktunya telah tiba untuk mengucapkan selamat tinggal yang paling berkesan, karena kita berusaha untuk disiplin dan berwawasan ke depan dalam alokasi dana kita,” lanjutnya.
Meskipun raja memiliki kenangan indah tentang kereta tersebut, para pejabat istana mengatakan kereta tersebut akan membutuhkan dana yang signifikan untuk membiayai penggunaan jangka panjangnya, meskipun belum jelas berapa banyak biaya yang dapat dihemat dari pembongkarannya.
BACA JUGA:
Pengumuman tersebut muncul ketika Chalmers meluncurkan laporan tahunan Sovereign Grant akhir bulan lalu, bantuan pemerintah yang mencakup biaya kepegawaian, pemeliharaan istana kerajaan dan biaya perjalanan, yang saat ini ditetapkan sebesar 12 persen dari keuntungan Crown Estate, portofolio properti milik kerajaan.