
JAKARTA – Tim Search and Rescue (SAR) gabungan berhasil menemukan seorang anak laki-laki berusia 10 tahun, bernama Fiki, dalam kondisi meninggal dunia setelah diterkam buaya di Sungai Sangatta, Kampung Kajang, Kecamatan Sangatta Selatan, Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Koordinator Pos SAR Sangatta, Aurelius Godja, mengungkapkan korban ditemukan pada Ahad (27/4) sekitar 200 meter dari lokasi awal kejadian. Proses evakuasi dilakukan menggunakan perahu karet sebelum jasad korban diserahkan kepada pihak keluarga di rumah duka, sesuai dengan permintaan keluarga.
“Setelah melakukan pencarian intensif, tim SAR gabungan hari ini berhasil menemukan korban dalam kondisi meninggal dunia. Kami turut berbelasungkawa kepada keluarga korban,” ujar Aurelius.
Operasi pencarian menghadapi tantangan berat, mulai dari potensi ancaman buaya di kawasan tersebut hingga cuaca yang berubah-ubah, seperti panas terik, mendung, dan hujan. Namun, berkat kerja keras dan sinergi seluruh unsur SAR, korban berhasil ditemukan.
Dengan ditemukannya korban, operasi pencarian resmi ditutup pada Minggu sore, dan seluruh personel dikembalikan ke satuan masing-masing untuk kembali bersiaga.
BACA JUGA:
Dalam operasi ini, berbagai unsur terlibat, antara lain Tim Pos SAR Sangatta, Polairud Polda Kaltim, Polres Kutai Timur, BPBD Kutai Timur, PMK Sangatta, Tagana, Saka SAR, LKK, relawan Sangatta, serta warga setempat.
Peristiwa tragis ini bermula pada Sabtu (26/4) sekitar pukul 16.20 WITA, saat korban berenang bersama enam temannya di Sungai Sangatta. Menurut saksi mata, korban sempat berusaha menyelamatkan diri dengan berpegangan pada batang bambu, sebelum akhirnya ditarik ke dalam air oleh seekor buaya.
Laporan hilangnya korban diterima Pos SAR Sangatta pada Minggu pagi sekitar pukul 06.40 WITA. Tim rescue segera bergerak ke lokasi dan memulai pencarian sekitar pukul 07.00 WITA.
“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh personel SAR, relawan, dan masyarakat yang telah berkontribusi dalam operasi ini. Semoga kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih waspada saat beraktivitas di sungai dan sekitarnya,” tutup Aurelius.