Sosok “SEMAR” Hadir lewat Bunyi-bunyian dari Ammir Gita dan Suku Cahaya Ensembel

Sosok “SEMAR” Hadir lewat Bunyi-bunyian dari Ammir Gita dan Suku Cahaya Ensembel


Ammir Gita dan Suku Cahaya Ensembel perkenalkan single baru berjudul “SEMAR” (dok. Ist)

JAKARTA – Ammir Gita bersama Suku Cahaya Ensembel mempersembahkan single terbaru dengan judul “SEMAR” – sebuah karya lintas dimensi yang juga sebagai seruan spiritual. Seperti judul lagunya, Semar adalah sosok sentral dalam pewayangan. Ia merupakan punakawan pelindung, pengasuh, sekaligus pengingat.

Semar juga sosok yang tidak haus kekuasaan, tidak mencari pengikut, dan tidak mengabdi pada kebohongan. Jika dibawa ke era saat ini, sosoknya adalah influencer nurani, yang bicara jujur, kritis tanpa membenci, dan hadir tanpa pamrih.

Komposisi yang digarap Ammir cs menggambarkan keadaan genting saat ini – zaman penuh hiruk-pikuk informasi, krisis nilai, dan pencitraan tanpa isi – yang membuat kehadiran sosok Semar jadi sebuah keniscayaan.

Semar digambarkan sebagai suara hati yang bisa lahir kembali di jalanan, media sosial, hingga percakapan batin.

“Kita sedang kehilangan banyak hal, tapi yang paling berbahaya adalah kehilangan arah, dan Semar hadir untuk menunjukkan jalan kembali,” kata Ammir dalam pernyataan tertulis, Kamis, 19 Juni.

Adapun musiknya merangkai elemen world music, ambient, jazz rock, dan kidung sakral – layaknya perjalanan spiritual yang kontemplatif.

Aransemennya menampilkan setiap instrumen yang membawa bunyi-bunyian penuh kebebasan namun juga penuh kejujuran.

“SEMAR” melibatkan Sudjiwo Tejo sebagai dalang/narator yang mengawali lagu; Sita Nursanti sebagai sinden pembawa pujian untuk Dewi Sri; Sandhidea C.N sebagai penari yang menerjemahkan Semar dalam gerak sakral; dan Wisnu Ikhsantama dalam pengerjaan mixing dan mastering.

Lagu ini merupakan bagian pertama dari seri karya Suku Cahaya Ensemble – beranggotakan Downey Angkiry, Yudhis Mahendra, dan Achi Hardjakusumah – yang bertujuan menghidupkan kembali mitologi Nusantara melalui ekspresi musikal kontemporer.

Kedepannya, “SEMAR” sebagai ikon Nusantara akan dibawa ke panggung dunia lewat festival musik di Jepang, Korea, dan Indonesia sepanjang 2025–2026.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *